Strategi Sistem Terintegrasi yang harus diterapkan BUMDES di Desa Tebuwung, Kabupaten Gresik

2023-07-04

Perencanaan Pembangunan Wilayah

Desa Tebuwung

Desa Tebuwung salah satu desa yang berada pada kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik memiliki potensi yang banyak mulai dari Sumber Daya Alam hingga insfrastruktur dan fasilitas umum yang tersedia pada desa. Namun dari banyaknya potensi yang ada terdapat isu-isu strategis yang timbul pada desa. Salah satu isu yang timbul pada desa yaitu isu kekeringan dimana ketika musim kemarau kekurangan air bersih namun terdapat potensi di dalamnya yaitu terdapat sumber air dan pamsimas. Desa Tebuwung dalam hal sumber air  memiliki fasilitas mata air sebanyak 3 titik, sumur gali atau bor sejumlah 3 buah, dan sumur pompa sebesar 2 buah.

Dalam  Perencanaan Pembangunan wilayah pada kenyataanya merupakan suatu solusi untuk memecahkan persoalan namun tidak semua hal tersebut berjalan dengan lancar. Maka keterlibatan masyarakat menjadi salah satu solusi dari  suatu kebijakan yang sudah ditetapkan untuk proses perencanaan pembangunan. Menurut pendapat wikantiyoso pada jurnal (Fitrianti et al., 2022), dengan partisipasi masyarakat bisa menghasilkan suatu keputusan perencanaan serta desain, rencana, dan program yang realistis.

Pada desa tebuwung dalam melakukan perencanaan pembangunan wilayahnya melibatkan masyarakat. Dengan dijembatani oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD), masyarakat dapat menyalurkan aspirasinya untuk pembangunan wilayah di desa tebuwung.

            Pada pembangunan suatu wilayah terdapat dasar hukum yang mengatur tentang peraturan dan kebijakan daerah terkait pembangunan. Peraturan mengenai pembangunan terdapat pada peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Desa Pembangunan Wilayah Tertinggal dan Transmigrasi Pasal 6 Ayat (1) dan (2) yang berbunyi

(1)   SDGs Desa merupakan arah kebijakan Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

(2)   Penyusunan dan penyelarasan arah kebijakan Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui Sistem Informasi Desa

Visi dan misi dalam suatu organisasi memiliki kedudukan tertinggi dan dapat berpengaruh pada keberhasilan suatu organisasi. Visi dan misi dianggap penting karena dalam visi dan misi memunyai makna yang cukup besar untuk keberhasilan suatu organisasi. Pada Desa Tebuwung memiliki visi dan misi supaya desa Tebuwung dapat berkembang (Yusuf Hamdan, n.d.). Visi desa Tebuwung adalah terwujudnya masyarakat Desa Tebuwung yang bersatu, maju modern, adil, makmur beriman, bertaqwa, berkesadaran hukum lingkungan, berpendidikan dan bermoral. Adapun misi Desa Tebuwung untuk mewujudkan misi adalah

a.         Mewujudkan tersedianya prasarana dan sarana publik  yang  memadai.

b.         Mendorong kemajuan sektor usaha di Bidang Pertanian (Padi dan Holtikultura), Perkebunan, Perikanan serta Peternakan.

c.         Mengembangkan kualitas  sumber daya manusia dan pemahaman  masyarakat atas hak dan kewajibannya sebagai warga  negara.

d.         Memberikan Pemahaman tentang pentingya kesehatan dan pemeliharaan Lingkungan.

e.         Menggiatkan kegiatan pembinaan keagamaan, budaya dan olahraga.

f.          Mendorong terlaksananya pemerintahan desa yang efektif dan efisien.

g.         Mewujudkan Masyarakat yang aman, tentram dan damai.

Dalam suatu desa tidak pernah luput akan sejarah masa lalumnya. Sama hal nya dengan Desa Tebuwung, desa ini menyimpan banyak sejarah pada masa lalunya. Desa Tebuwung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik. Desa Tebuwung berbatasan langsung dengan Sungai Bengawan Solo pada sisi utara. Desa Tebuwung memiliki 2 dusun. Dengan berbatasan langsung dengan Sungai Bengawan Solo membuat desa ini memiliki kondisi yang stategis dalam banyak hal.

Menurut cerita dari sesepuh desa, dahulu Desa Tebuwung ini sebuah lahan belantara yang angker dnegan binatang buas dan makhluk halus serta kondisi alamnya yang tidak cocok dihuni oleh manusia. Menurut sesepuh, orang yang pertama kali tinggal  di Desa Tebuwung merupakan seorang pengembara keturunan Sunan Giri bernama Kyai Jinggo beserta kelompoknya yang terdiri dari Kyai Dowo, Kyai Gempol, dan Kyai Panglen. Mereka melihat lokasi ini masih hutan belantara maka dari itu mereka mencoba untuk menetap pada tempat ini.

Asal-usul nama desa Tebuwung bermula dari Kyai Jinggo yang menemukan tanaman tebu yang dihinggapi oleh banyak tawon. Pada saat itu Kyai Jinggo dan kelompoknya menebang pohon tebu yang penuh dengan tawon itu untuk dimakan. Namun pada saat ditebang tawon-tawon itu tidak ada yang menggigit namun beterbangan  dengan mengeluarkan bunyi ”wung-wung-wung” seolah-olah suaranya dihasilkan dari tebu. Keesokan harinya merekaa dikagetkan dengan adanya pohon yang sudah mereka tebang tumbuh lagi dan tawon-tawon kembali menempel di tanaman tebu. Melalui kejadian tersebut pada akhirnya membuat Kyai Jinggo menamakan temppat tersebut ”Tebuwung”.

Menurut pendapat sesepuh lain, pertambahan populasi penduduk di Desa Tebuwung karena sepasang orang yaitu Mbah dan Nyai Ayu (Syarifah) berteduh di tempat ini (di Desa Tebuwung). Pada saat berteduh Mbah dan Nyai Ayu bertemu dengan Kyai Jinggo beserta rombongannya. Melalui perkenalan tersebut mereka memutuskan untuk menetap di Desa Tebuwung bersama Kyai Jinggo beserta rombongan. Mulai dari ini, pertumbuhan penduduk di Desa Tebuwung semakin bertambah.

            Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan diketahui bahwa tingkat pengangguran pada Desa Tebuwung sangat tinggi, pernyataan ini dapat dibuktikan dengan tingkat pekerja di desa Tebuwung. Selisih antara pengangguran dengan pekerja yaitu 525 orang. Selain itu bukti lain yang menyatakan bahwa angka pengangguran masih tinggi yaitu dengan tingkat pra sejahtera masyarakat desa Tebuwung masih tinggi dengan angka 1201 KK tersebar pada 5 RW.

            Dari segi pekerjaan, mayoritas desa tebuwung memiliki pekerjaan sebagai petani. Dengan total sebanyak 1300 orang. Dapat dikatakan bahwa masyarakat desa Tebuwung mayoritas memiliki lahan pertanian ini dibuktikan dengan masyarakat yang bekerja sebagai buruh tani hanya 256 orang. Tak hanya itu bukti lain yang menunjukkan bahwa pekerjaan masyarakat bekerja sebagai petani yaitu dengan adanya lahan sawah pada desa Tebuwung seluas 3063,06 hektar.

            Desa yang memiliki luas wilayah sebesar 4786 hektar ini mempunyai berbagai macam kebudayaan. Kebudayaan desa ini mencampurkan antara tradisi jawa dengan nuansa islam seperti adanya isra’ miraj, maulid nabi, tingkeban, dan aqiqah. Selain itu budaya yang ada di desa Tebuwung terdapat Pencak Silat tradisional dan Sedekah Bumi.

            Pada dunia pendidikan Desa Tebuwung memiliki sarana pendidikan yang cukup lengkap mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga Madrasah Aliyah atau setingkat SMA. Selain itu pada Desa Tebuwung memiliki 3 Pondok Pesantren. Jenjang pendidikan yang ditempuh masyarakat Desa Tebuwung ini cukup tinggi, ini terbukti dengan tingkat lulusan Sekolah Menengah Atas pada Desa Tebuwung memiliki peringkat teratas dibandingkan dengan tingkat pendidikan lainnya dengan total sebanyak 1364 orang dengan persentase 36,6%. Selain itu masyarakat Desa Tebuwung juga ada yang mendapatkan gelar Magister (S-2) dengan total 15 orang serta persentase sejumlah 0,4%.

            Strategi yang dilakukan oleh desa tebuwung untuk membangun desa menjadi lebih baik yaitu

o   Membangun wisata edukasi berbasis pertanian

o   Mengadakan pelatihan digital marketing untuk karang taruna

o   Memberdayakan ibu-ibu PKK untuk membuat UMKM dengan produk olahan jagung atau melon yang dijual secara online dan pada wisata edukasi

Outpput dari kegiatan ini adalah Desa dapat membangun BUMDES dan membangun sistem terintegrasi sehingga pengelolaan usaha pada Desa Tebuwung menjadi satu pintu.

 

Download